PENENTUAN HARGA POKOK ATAS PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Pengertian dan Karakteristik
Produk bersama ( join products) adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan dari suatu proses tertentu dimana masing-masing produk mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti. Apabila proses bersama tersebut disamping menghasilkan produk dengan nilai penjualan yang relatif besar juga sekaligus menghasilkan produk-produk yang mempunyai nilai penjualan yang relatif tidak berarti atau kecil , produk tersebut digolongkan sebagai produk sampingan (by-products).
Untuk membandingkan antara produk bersama dan produk sampingan, berikut ini disajikan beberapa karakteristik dari kedua jenis produk tersebut.
Produk Bersama | Produk Sampingan |
1) Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses dan dilakukan secara simultan. 2) Nilai penjualan adalah relatif besar bila dibandingkan dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk utama. 3) Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang sama. 4) Sering kali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan. 5) Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain. | 1) Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk-produk lain. 2) Nilai penjualan adalah relatif kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan dengan produk-produk utama. 3) Dihasilkan dalam jumlah unit yang lebih sedikit. 4) Kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan. 5) Produk ini tidak akan dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk utama. |
Biaya Bersama dan Titik Pisah
Produk yang dihasilkan secara simultan dalam suatu proses dapat digolongkan dalam dua kelompok besar yakni produk bersama dan produk sampingan. Maka dapart dikatakan bahwa produk-produk tersebut telah mencapai waktu atau titik pisah (splitt off point).
Akuntansi Untuk Produk bersama
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama kepada masing-masing jenis produk, yaitu:
1. Metode nilai pasar
2. Metode unit fisik
3. Metode biaya per unit rata-rata biasa
4. Metode biaya per unit rata-rata tertimbang
Metode Nilai Pasar
Dalam penerapan metode nilai pasar atau nilai jual terdapat dua variasi berdasarkan dari kondisi produk bersama tersebut, :
(1) Harga/nilai pasar produk pada waktu titik pisah diketahui
(2) Harga/nilai pasar produk pada waktu titik pisah tidak diketahui
Nilai pasar produk bersama diketahui pada titik pisah
Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk atas dasar nilai pasar relatif dari masing-masing produk. Sebagai ilustrasi, PT RIAN menghasilkan tiga jenis produk bersama yaitu produk A, produk B, dan produk C dengan jumlah biaya bersama Rp 160.000.000. Data produk an nilai pasar pada titik pisah adalah sebagai berikut.
Produk | Jumlah Unit produksi | Nilai Pasar per Unit |
A B C | 10.000 15.000 15.000 | Rp 5.000 6.000 4.000 |
Tabel berikut ini menunjukkan cara alokasi dari biaya bersama dengan menggunakan nilai pasar
Produk | Jumlah Unit Produksi | Nilai Pasar Per Unit | Jumlah Nilai Pasar | Nilai Pasar Relatif (%) | Alokasi dari Biaya Bersama |
A B C | 10.000 15.000 15.000 | Rp 5.000 6.000 4.000 | Rp 50.000.000* 90.000.000 60.000.000 200.000.000 | 25%* 45% 30% 100% | Rp 40.000.000** 72.000.000 48.000.000 160.000.000 |
*) 25%=50.000.000/200.000.000
**) 40.000.000=25% X 160.000.000
Nilai Pasar produk Bersama Tidak Diketahui pada Titik Pisah
Jika pada saat titik pisah, semua produk bersama saat itu dalam koondisi tidak laku dijual sehingga nilai pasar dari produk bersama tidak diketahui. Maka biaya bersama dialokasikan dengan menggunakan nilai pasar hipotesis pada titik pisah. Nilai pasar hipotesis ini dapat diperoleh dengan mengurangi tambahan biaya pengolahan yang dikeluarkan setelah titik pisah dari nilai pasar untuk setiap produk barang jadi. Berikut ini adalah contooh ilustrasi cara alokasi berdasarkan nilai hipotesis.
Produk | Nilai pasar/ unit Barang Jadi | Biaya Pengolahan Setelah Titik Pisah |
A B C | Rp 10.000 8.000 7.000 | Rp 25.000.000 30.000.000 20.000.000 |
Alokasi atas biaya bersama kepada masing-masing produk dapat ditunjukkan dalam tabel berikut.
Produk | Jumlah Unit Produksi | Nilai Pasar per Unit | Jumlah Nilai Pasar* | Biaya Pengolahan Setelah Titik Pisah | Nilai Pasar hipotesis** | Alokasi dari Biaya Bersama*** | |||
A B C | 10.000 15.000 15.000 | Rp 10.000 8.000 7.000 | Rp 100.000.000 120.000.000 105.000.000 325.000.000 | Rp 25.000.000 30.000.000 20.000.000 75.000.000 | Rp 75.000.000 90.000.000 85.000.000 250.000.000 | Rp 48.000.000 57.600.000 54.400.000 160.000.000 |
*) Nilai pasar = Jumlah Unit x Nilai Pasar per Unit
**)Nilai Pasar Hipotesis = Nilai Pasar – Biaya Pengolahan Setelah Titik Pisah
***) Alokasi Bersama = Nilai Pasar Hipotesis / Total Nilai Pasar Hipotesis x Biaya Bersama
Metode Unit Fisik
Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada produk-produk dengan menggunakan ukuran unit atau fisik sebagai basis alokasi. Ukuran fisik ini dapat dinyatakan dalam satuan berat, volume, dan ukuran lainnya. Metode ini menghendaki bahwa produk bersama pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur yang berlainan, maka apat digunakan suatu angka penyebut yang umum untuk mengkonversi produk bersama tersebut dalam bentuk satuan pengukur yang sama.
Sebagai ilustrasi dari metode ini, juga digunakan data dari PT RIAN, dengan anggapan produk yang dihasilkan menggunakan satuan pengukur yang sama.
Produk | Jumlah unit yang Dihasilkan | Alokasi dari Biaya Bersama |
A B C Jumlah | 10.000 15.000 15.000 40.000 | Rp 40.000.000* 60.000.000 60.000.000 160.000.000 |
*)40.000.000 = 10.000/40.000x160.000.000
Metode per Unit Rata-rata Biasa
Dengan menggunakan metode ini dan data dari PT RIAN , alokasi dari biaya bersama dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Produk | Jumlah Unit yang Dihasilkan | Alokasi dari Biaya Bersama |
A B C | 10.000 15.000 40.000 | Rp Rp 40.000.000* 60.000.000 160.000.000 |
Selanjutnya melakukan alokasiatas biaya bersama kepada setiap produk berdasarkan rumus:
Alokasi dari biaya bersama = biaya per unit x jumlah unit dari setiap produk
Alokasi untuk biaya A = Rp 4.000 x 10.000 = Rp 40.000.000
Biaya per Unit Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini masing-masing produk bersama diberikan bobot berdasarkan kepada berbagai fakta, seperti: kesulitan dalam memproduksi, jumlah bahan yang dipakai , waktu yang dihabiskan, perbedaan dalam tenaga kerja dan ukuran fisik. Dengan menggunakan data dari PT RIAN, masing-masing produk diberikan bobot sebagai berikut.
produk | A : 5 | |
produk | B : 4 | |
produk | C : 6 | |
Sebagai ilustrasi untuk alokasi dari biaya bersama ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Produk | Jumlah Unit yang Dihasilkan | Bobot | Jumlah Unit Tertimbang | Alokasi dari Biaya Bersama |
A B C | 10.000 15.000 15.000 | 5 4 6 | 50.000 60.000 90.000 200.000 | Rp 40.000.000 48.000.000 72.000.000 160.000.000 |
Akuntansi untuk Produk Sampingan
Penghitugan dan pelakuan biaya atau harga pokok dari produk sampingandibagi dalam dua kelompok, yaitu:
Kelompok 1.
Produk sampingan dipandang sebagai bagian yang tidak berarti yang tidak berarti, sehingga tidak ada biaya produk bersama yang dialokasikan kepadaproduk-produk tersebut.
Ada dua metode yang bias digunakan dalam kelompok ini.
Metode 1
Pendapatan penjualan produk sampingan disajikan dalam laporan Laba Rugi sebagai:
a. Pendapatan penjualan
b. Pendapatan lain-lain
c. Pengurangan terhadap harga pokok penjualan dari produk utama
d. Pengurangan terhadap jumlah biaya produksi dariproduk utama.
Sebagai ilustrasi untuk keempat bentuk penyajian dari penjualan produk sampingan dapat digunakan data berikut.
Persediaan awal 2.000 unit @ Rp 2.500 Rp 5.000.000
Jumlah biaya produksi 12.000 unit@ Rp 2.500 Rp 30.000.000
Penjualan dari produk utama ( 11.000 ) unit Rp 33.000.000
Pendapatan dari penjualan produk sampingan Rp 3.000.000
Beban pemasaran dan administrasi Rp 3.600.000
Persediaan akhir (3.000xRp 2.500) Rp 7.500.000
Penyajian pendapatan dari penjualan produk sampingan dalam laporan Laba rugi dengan menggunakan metode 1 untuk butir a dan b adalah sebagai berikut.
a. Pendapatan | b.Pendapatan | |||||
Penjualam | lain-lain | |||||
Penjualan | ||||||
Produk utama | Rp 33.000.000 | Rp 33.000.000 | ||||
Produk sampingan | Rp 3.000.000 | | ||||
Jumlah penjualan | Rp 36.000.000 | Rp 33.000.000 | ||||
Beban Pokok Penjualan | ||||||
Persediaan awal | Rp 5.000.000 | Rp 5.000.000 | ||||
Biaya produksi | Rp 30.000.000 | Rp 30.000.000 | ||||
Biaya dari barang yang | ||||||
tersedia untuk djual | Rp 35.000.000 | Rp 35.000.000 | ||||
Persediaan Akhir | Rp 7.500.000 | Rp 7.500.000 | ||||
Jumlah beban pokok | ||||||
penjualan | Rp 27.500.000 | Rp 27.500.000 | ||||
Laba bruto | Rp 8.500.000 | Rp 5.500.000 | ||||
Beban pemasaran dan Adm | Rp 3.600.000 | Rp 3.600.000 | ||||
Laba operasi | Rp 4.900.000 | Rp 1.900.000 | ||||
Pendapatan lain: | ||||||
Pendapatan dari penjualan | ||||||
produk sampingan | | Rp 3.000.000 | ||||
Laba bersih Sebelum pajak | ||||||
penghasilan | Rp 4.900.000 | Rp 4.900.000 | ||||
Penyajian laporan Laba Rugi untuk butir c dan d berturut-turut adalah sebagai berikut.
c. Pengurangan dari | ||||||
HPP produk utama | ||||||
Penjualan: Produk utama | Rp 33.000.000 | |||||
Beban Pokok Penjualan | ||||||
Persediaan awal | Rp 5.000.000 | |||||
Biaya produksi | Rp 30.000.000 | |||||
Biaya dari barang yang | ||||||
tersedia untuk djual | Rp 35.000.000 | |||||
Persediaan Akhir | Rp 7.500.000 | |||||
Jumlah beban pokok penjualan | Rp 27.000.000 | |||||
Pendapatan dari penjualan | ||||||
produk sampingan | Rp 3.000.000 | |||||
Beban Pokok Penjualan neto | Rp 24.500.000 | |||||
Laba bruto | Rp 8.500.000 | |||||
Beban pemasaran dan Adm | Rp 3.600.000 | |||||
Laba bersih Sebelum pajak penghasilan | Rp 4.900.000 | |||||
d. Pengurangan dari | ||||||
biaya produksi | ||||||
Penjualan | Rp 33.000.000 | |||||
Beban Pokok Penjualan | ||||||
Persediaan awal | Rp 4.500.000 | |||||
Biaya produksi | Rp 30.000.000 | |||||
Pendapatan dari penjualan produk sampingan | Rp 3.000.000 | |||||
Biaya produksi neto | 27000000 | |||||
Biaya dari barang yang tersedia untuk dijual | Rp 31.500.000 | |||||
Persediaan Akhir | Rp 6.750.000 | |||||
Jumlah beban pokok penjualan | Rp 24.750.000 | |||||
Laba bruto | Rp 8.250.000 | |||||
Beban pemasaran dan Administrasi | Rp 3.600.000 | |||||
Laba bersih Sebelum pajak penghasilan | Rp 4.650.000 | |||||
Stainless Steel vs. Stainless Steel - Trademarks, Inc.
BalasHapusStainless ford edge titanium 2019 steel vs. stainless steel. We do our best polished titanium to provide affordable replacement products titanium tools for 2019 ford fusion hybrid titanium the t fal titanium pan most popular manufacturers of products at America's most