Rabu, 21 Agustus 2013

naskah pidato

Bapak kades yang kami hormati, 
Pära staf pamong praja desa,       
Pära tokofa masyarakat dan segenap karang taruna yang kami cintai.
Pertama-tama marilah panjatkan puji syukur kepada Tuhan, karena iimpahan rahmat-Nya, kita  semua dapat berkumpul di tempat ini.
Bapak-bapak dan saudara-saudaraku yang kami cintai,
Perkenankaniah kami sebagai wakil mahasiswa KKN untuk memberikan sedikit kata sambutan pada hari/malam ini. Kami berterima kasib kepada pembawa acara yang memberikan kesempatan untuk berbicara disini.    
Hadirin sekalian yang kami kasini,          
Kami serombongan tidak menyangka kalau kedatangan kami dalam rangka kuliah kerja nyata di desa ini mendapat sambutan yangbegitu hangat dari warga di sini, sampai-sampai kami merasa terharu. Apalagi kedatangan kami disambut dengan acara yang sedemikian resmi. Kami ucapkan kepada seluruh warga di desa ini. Semoga bapak dan ibu mengerti maksud kedatangan kami. 
Bapak ibu sekalian yang kami hormati,   
Pada awal perjumpaan kita ini, kami sangat berharap agar bapak dan ibu serta semua warga di desa ini dapat mendukung berbagai program kami. Sebab semua program yang akan kami kerjakan nanti sudah disediakan atau direncanakan oleh perguruan kami yang telah disetujui oleh pemerintah. Semua apa yang kami berikan nanti baik berupa kegiatan fisik maupun mental semata-mata demi pembangunan warga ke arah yang lebih maju. Kami yakin bahwa program yang kami terapkan nanti akan menghasükan sesuatu yang berguna bagi kita semua, khusus warga di desa ini.
Bapak dan ibu sekalian yang kami hormati,
Sebelumnya kami sampaikan kepada warga disini bahwa kebiasaan dan adat kami mungkin berbeda dengan adat disini. Oleh karena itu jika nanti di sini kami bersikap kurang sopan atau kurang baik, atau menyalahi aturan di sesa ini, sudilafa bapak dan ibu mengingatkan kami semua. Menegur atau mengarahkan sebagaimana seharusnya kami bersikap. Kami akan terbuka atas semuanya itu.
Bapak ibu sekalian, kiranya cukup sekian yang dapat kami sampaikan pada saat ini. Akhirnya terima kasih atas penerimaan kami. Selamat berjuang teman-temanku

Senin, 11 Juni 2012

LAPORAN KEUANGAN



A.    Pengertian Laporan Keuangan
Bagi pihak yang mempunyai kepentingan terhadap suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Adapun pengertian laporan keuangan menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan yaitu :
                ”Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat bantu berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Sedangkan menurut Kusnadi dalam bukunya Akuntansi Keuangan Menengah yaitu :
                ”Laporan keuangan adalah daftar keuangan yang dibuat pada akhir periode yang berasal dari catatan aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal.

Dari kedua pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pada hakikatnya laporan keuangan itu merupakan output atau hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan ini juga dapat menggambarkan indikasi kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu: dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1.      Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu
2.      Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role)terhadap prediksi yang lalu, misalnya, tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan .
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3.      Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus,
hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi
perusahaan tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru
tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat maupun materialitas
dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4.      Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika
keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih
dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh
tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
5.      Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat tidak pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan.
Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat menghasilkan goodwill,
tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal. Namun,
dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan dengan
mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.
6.      Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu perusahaan mungkin menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi)
7.      Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan 
8.      Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.
9.      Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
10.  Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian daya banding. Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi keuangan  yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi dan keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.
Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan informasi periode sebelumnya
dalam laporan keuangan.
11.  Kendala Informasi yang Relevan dan Andal Tepat
Waktu Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk
menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan .




B.    Pengguna Laporan Kauangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang disusun oleh perusahaan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan sumber informasi keuangan  bagi para pemakainya, dimana pemakai laporan keuangan seperti yang dijelaskan oleh Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan  adalah:
1.         Pemilik perusahaan
         Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk :
1)      Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.
2)      Mengetahui hasil deviden yang akan diterima.
3)      Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.
4)      Memprediksi kondisi perusahaan di masa depan.
2.         Manajemen perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk :
1)      Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.
2)      Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu.
3)      Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan.
4)      Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggungjawab.
3.         Investor
Bagi investor, laporan keuangan ini digunakan untuk :
1)      Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
2)      Menilai kemungkinan menambahkan dana dalam perusahaan.
3)      Menilai kemungkinan menanamkan divertasi (menarik investasi) dari perusahaan.
4)      Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa depan.
4.         Kreditur
Bagi kreditur, laporan keuangan berguna untuk :
1)      Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2)      Menilai kualitas jaminan kredit atau investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.
3)      Melihat atau memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan.
4)      Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
5.         Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah, laporan keuangan berguna untuk :
1)      Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.
2)      Sebagai dasar dalam penetapan dan kebijaksanaan baru.
3)      Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.
4)      Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.
6.         Analis, Akademis, dan Pusat Data Bisnis,
laporan keuangan ini digunakan sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis ilmu pengetahuan dan komoditi informasi.








C.     Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Berdasarkan IAI melalui PSAK No. 1 dalam bukunya SAK dijelaskan beberapa jenis laporan keuangan yang sering digunakan dalam suatu perusahaan yaitu :
1.       Laporan neraca
2.       Laporan laba rugi
3.       Laporan perubahan ekuitas
4.       Laporan arus kas
5.       Catatan atas laporan keuangan


1.     LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi adalah laporan yang berisi data-data pendapatan dan biaya-biaya yang dibuat pada akhir periode akuntansi. Dari laporan ini dapat dilihat besarnya pendapatan yang diperoleh perusahaan serta biaya-biaya yang ditanggung oleh perusahaan, serta dapat diketahui juga keuntungan yang dicapai.

Pentingnya Laporan Laba Rugi
Laporan pendapatan membantu kaum pengguna laporan keuangan untuk memperkirakan arus kas pada masa mendatang dalam berbagai cara berbeda. Manfaat laporan laba rugi pada pengguna, yaitu sebagai berikut.
1.       Mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa yang lalu
Kreditor dan investor dapat menggunakan informasi laporn laba rugi untuk menilai prestasi masa lalu perusahaan. Meskipun kesuksesan di masa lalu tidak berarti sukses di masa mendatang.
2.       Memberikan gambaran dalam prediksi kinerja masa depan
Informasi tentang kinerja masa lalu, dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting tentang informasi kinerja masa yang depan. Namun, kita dapat memprediksi pendapatan masa depan. Laba dan arus kas dapat dilakukan dengan tingkat keyakinan yang memadai jika terdapat hubungan yang kuat antara kinerja masa lalu dan kinerja masa depan.
3.       Membantu menilai resiko dan ketidak pastian arus kas masa depan
Laporan laba rugi membantu pengguna menentukan resiko (tingkat ketidakpastian) atas tidak diterimanya arus kas tertentu. Informasi pada berbagai komponen atas gambaran hubungan antara laba bersih dan pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian antara berbagai komponen tersebut. Komponen tersebut contohnya, untuk menentukan pengaruh terbaik atas suatu perubahan dalam permintaan produk perusahaan atas pendapatan dan beban (dan kemudian laba).

Keterbatasan Laporan laba Rugi
Keterbatasan dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi, antara lain sebagai berikut:
1.       Item-item yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi
Praktek-praktek akuntansi saat ini tidak membenarkan pengakuan item-item tertentu ketika menentukan laba, meskipun item-item tersebut berpengaruh terhadap penentuan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, perusahaan tidak akan melaporkan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi atas investasi dari se=urat-surat berharga dalam laporan laba rugi apabila terdapat ketidakpastian keuntungan atau kerugian tersebut bebar-benar terealisasi.
2.       Angka-angka dalam penentuan laba dipengaruhi oleh asumsi, metode dan standar-standar akuntansi tertentu
Suatu perusahaan dapat memelih metode penyusunan untuk menyusutkan aktiva tetapnya atas dasar metode penyusutan dipercepat, sedangkan perusahaan lain akan memilih metode garis lurus. Dengan asumsi semua faktor lainnya sama, maka kedua perusahaan tersebut akan melaporkan laba dalam laporan laba rugi dengan angka berbeda.
3.       Menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pengukuran laba
Diasumsikan bahwa semua perusahaan menentukan umur ekonomis aktiva tetapnya 10 tahun, sementara perusahaan lain 20 tahun untuk aktiva yang sama. Demikian juga dalam penilaian persediaan, suatu perusahaan menggunakan dasar fifo dan yang lain lifo, serta penghapusan piutang tak tertagih dapat menggunakan dasar yang berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan laba yang dilaporkan dalam laba rugi oleh suatu perusahaan mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain.

Komponen Laporan Laba Rugi
Pendekatan transaksi dalam pengukuran laba lebih unggul darimpada pendekatan pemeliharaan modal, karena menyediakan informasi atas elemen-elemen pembentukan laba. Elemen-elemen atas laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
1.       Pendapatan penjualam
2.       Harga pokok penjualan
3.       Beban operasional
4.       Pendapatan dan Keuntungan lain-lain
5.       Beban dan kerugian lain-lain
6.       Pajak penghasilan atas operasi berlanjut
7.       Operasi yang dihentikan
8.       Pos-pos luar biasa
9.       Laba per saham

Laporan Laba Ditahan
Laba ditahan timbul sebagai hasil  dari kegiatan perusahaan, yaitu laba bersih. Sebagian dari laba bersih ini ditahan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Disamping laba atau rugi bersih, deviden tunai, dan deviden saham, laba ditahan juga dapat terpengaruh dengan adanya koreksi kesalahan, beberapa kesalahan dalam prinsip akuntansi, transaksi saham treasury, dan konversi saham preverent.
Besarnya laba ditahan pada akhir periode sesungguhnya adalah akumulasi laba bersih dari keseluruhan periode yang masih tersisa setelah dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Besarnya laba ditahan pada akhir periode dapat dihitung dengan cara menyesuaikan laba ditahan yang ada pada awal periode dengan laba  ditahan untuk periode berjalan.
Format Laporan Keuangan
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk pilihan, yaitu bentuk langsung dan bentuk bertahap. Laporan laba rugi dengan bentuk langsung menekankan pada total pendapatan dan total beban sebgai faktor penentu laba/rugi bersih. Seluruh pendapatan baik yang berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan maupun yang bukan berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan atau pendapatan lain-lain akan digabung satu jumlah sebagai total pendapatan.
Sedangkan untuk laporan laba rugi bentuk bertahap, laporan ini menunjukkan tahap-tahapan dalam menentukan laba bersih akan dikurangkan dengan harga pokok penjualan untuk menentukan besarnya laba kotor. Laba kotor ini akan dikurangkan dengan beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi untuk menentukan besarnya laba operasional. Lalu, laba operasional ini akan ditambahkan dengan pendapatan dan keuntungan lain-lain dan dikurangkan dengan beban dan kerugian lain-lain untuk menentukan laba sebelum pajak penghasilan. Laba sebelum pajak penghasilan dikurangkan dengan pajak penghasilan diperoleh laba bersih.
2.     NERACA
Neraca adalah laporan atau daftar yang berisi harta (asset), utang atau kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liabilities), serta modal (capital) dari suatu perusahaan atau badan usaha dagang pada saat tertentu yang dibuat pada akhir periode akuntansi.
Kegunaan Neraca
Neraca menyediakan informasi tentang sifat dan jumlah investasi dalam sumber perusahaan, kewajiban terhadap kreditur perusahaan, dan sisa perusahaan dan sisa kepemilikan dalam kekayaan bersih perusahaan. Sumbangan neraca terhadap laporan keuangan dengan menyediakan suatu dasar untuk:
1.       Menghitung tingkat pengembalian
2.       Menilai struktur modal perusahaan
3.       Menetapkan likuiditas dan fleksibelitas
Dalam upaya untuk membuat pertimbangan tertentu sehubungan dengan risiko perusahaan dan penetapan arus kas dimasa yang akan mendatang, seseorang harus menganalisis neraca dan menentukan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Likuiditas menunjukkan jumlah waktu yang diharapkan hingga aktiva direalisasi atau jika tidak dirubah menjadi kas atau hingga kewajiban diselesaikan. Secara umum semakin besar tingkat likuiditas semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan waktu arus kas sehingga dapat memberikan respon pada kebutuhan dan kesempatan yang tidak diharapkan. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas keuangan semakin rendah resiko kegagalan perusahaan.
Keterbatasan Neraca
Neraca yang disajikan tidak mencerminkan keadaan nilai saat ini, karena menggunakan suatu dasar nilai perolehan historis dalam menilai dan melaporkan aktiva dan kewajiban. Suatu neraca hanya disajikan dalam penyesuaian dengan  prinsip akuntansi yang diterima secara umum, kebanyakan aktiva dinyatakan dalam harga (biaya) perolehan kecuali piutang, surat berharga, dan berbagai investasi jangka panjang.
Kelemahan lainnya dari neraca adalah bahwa penyesuaian dan taksiran harus dilakukan, ketertagihan piutang, keterjualan persediaan, dan umur atau masa manfaat ekonomis aktiva tetap terwujud dan tidak terwujud sangat sulit ditentukan. Meskipun proses penyusutan aktiva tetap adalah suatu praktek yang diterima secara umum, pengakuan atas peningkatan dalam nilai aktiva lazimnya diabaikan oleh kaum akuntan.
 Sebagai tambahan, neraca mengabaikan berbagai item yang secara keuangan penting bagi perusahaan namun tidak dapat dicatat secara objektif. Nilai atas suatu sumber daya manusia perusahaan adalah berarti, tetapi diabaikan karena aktiva jenis tersebut sulit dikuantifisir (dinyatakan dalam angka uang secara objektif). Item lain atas nilai yang tidak dilaporkan atas pelanggan adalah keahlian manajer, keunggulan riset, dan reputasi. Berbagai pengabaian nilai nyang harus dilaporkan atas item tersebut dapat dipahami dan dimaafkan. Tetapi berbagai item yang seharusnya tampak dalam neraca dilaporkan dengan cara diluar neraca.

Elemen-elemen Neraca
Terdapat tiga kelas item yang secara umum mencakup dalam neraca yaitu aktiva, kewajiban dan kepemilikan.
1.       Aktiva
Adalah manfaat ekonomis yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh perusahaan pada masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Aktiva dibagi lagi menjadi dua yaitu:
a.    Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktusatu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.
Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyajiaanya di neracaharuslah berdasarkan pada urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aktiva yang paling lancar lalu diikuridengan investasi jangka pendek, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka.
b.    Aktiva tidak lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang tidak memenuhi definisi aktiva lancar. Aktiva tidak lancar mencakup berbagai pos, yaitu investasi jangka panjang,aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva tidak lancar lainnya.

2.       Kewaajiban
Adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang sangat mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Aktiva ini timbul dari keharusan yang dihadapi prusahaan pada saat ini untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada pihak lain pada masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian massa lalu. Kewajiban dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu
a.       Kewajiban lancar
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan , tergantung mana yang paling lama. Kewajiban lancar pada umumnya mencakup berbagai pos yaitu, utang usaha, dan utang wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, dan bagian utang jangka panjang yang lancar. Yang termasuk beban yang masih harus dibayar utang upah, bunga dan pajak.
b.      Kewajiban tidak lancar
Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dibayar dalam waktu 12 bulan atau dalam siklus opersi normal perusahaan. Kewajiban tidak lancar pada umumnya mencakup berbagai pos, yaitu utang jangka panjang, kewajiban sewa jangka panjang, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan, dan kewajiban tidak lancar lainnya.
3.       Kepemilikan/Ekuitas
Modal pelaporan ekuitas bervariasi tergantung pada bentuk perusahaan. Untuk perusahaan perorangan, ekuitas dilaporkan secara tunggal dengan menggunakan akun modal. Saldo dalam akun ini merupakan hasil kumulatif dari investasi dan penarikan pemilik serta laba atau rugi bersih. Sedangkan untuk perusahaan persekutuan ekuitas dilaporkan dengan menggunakan beberapa akun modal yang disajikan secara terpisah untuk masing-masing anggota sekutu.

3.     LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar, dari laporan ini juga dapat diketahui perkembangan kas suatu perusahaan.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam bentuk kas selama periode waktu tertentu sama dengan konsep waktu pada Laporan Laba Rugi. Dalam bentuk yang paling sederhana, laporan arus kas hanya menunjukkan sumber kas utama perusahaan dan cara perusahaan menggunakan uang tunai itu. Perubahan-perubahan ini disajikan dengan cara merekonsiliasi perubahan kas dari awal sampai akhir periode akuntansi. Laporan Arus Kas disajikan dalam tiga kategori: (1) arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan. Di ujung bawah laporan, perubahan bersih kas disajikan dalam angka rekonsiliasi untuk menunjukan saldo kas bersih antara saldo awal dengan akhir—baik  itu dalam keadaan meningkat maupun menurun. Empat laporan keuangan ini berasal dari transaksi dasar yang sama dan pengukuran keuangan yang sama. Keempatnya diperlukan oleh pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman lengkap, sebisa mungkin melalui media laporan keuangan.
Mencoba untuk menunjukkan hubungan dari empat laporan keuangan ini, dalam ilustrasi tunggal adalah pekerjaan yang mustahil. Tetapi untuk referensi ringkas, saya mencoba manyajikannya dalam grafik tunggal (mudah-mudahan bermanfaat) khusus beberapa hubungan penting yang mendasari empat laporan keuangan: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan pernyataan arus kas. Laporan arus kas dibutuhkan karena:
1.       Kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya,
2.       Seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh  lewat laporan ini,
3.       Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi arus kas perusahaan di masa mendatang.

4.     Laporan Perubahan Modal
Dari laporan perubahan ekuitas (modal) kita dapat mengetahui perkembangan modal, kondisi harta pemilik perusahaan (owner’s equity) beserta susunan dan perkembangan dari owner’s equity tersebut.

5.     Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan ini menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang   mempengaruhi kas atau ekuivalen kas. Catatan ini dapat memberikan informasi mengenai laporan keuangan yang telah disusun dan akan dilaporkan.
Catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasantertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laborankeuangan yang perla diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perla dilakukan agar pihak –pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

Senin, 16 April 2012

tabel distribusi z

Nilai Z dari luas di bawah kurva normal baku
α
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0.007
0.008
0.009
0.00

3.090
2.878
2.748
2.652
2.576
2.512
2.457
2.409
2.366
0.01
2.326
2.290
2.257
2.226
2.197
2.170
2.144
2.120
2.097
2.075
0.02
2.054
2.034
2.014
1.995
1.977
1.960
1.943
1.927
1.911
1.896
0.03
1.881
1.866
1.852
1.838
1.825
1.812
1.799
1.787
1.774
1.762
0.04
1.751
1.739
1.728
1.717
1.706
1.695
1.685
1.675
1.665
1.655
0.05
1.645
1.635
1.626
1.616
1.607
1.598
1.589
1.580
1.572
1.563
0.06
1.555
1.546
1.538
1.530
1.522
1.514
1.506
1.499
1.491
1.483
0.07
1.476
1.468
1.461
1.454
1.447
1.440
1.433
1.426
1.419
1.412
0.08
1.405
1.398
1.392
1.385
1.379
1.372
1.366
1.359
1.353
1.347
0.09
1.341
1.335
1.329
1.323
1.317
1.311
1.305
1.299
1.293
1.287
0.10
1.282
1.276
1.270
1.265
1.259
1.254
1.248
1.243
1.237
1.232